PENGERTIAN
DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
A.
PENGERTIAN SEJARAH
Secara etimologi
atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Diantaranya:
- Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.
- Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah.
Pohon dalam
hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti
tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal.
Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan terus tumbuh dan berkembang dari
tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih komplek/ maju. Sejarah seperti
pohon yang terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.
- Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.
- Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.
- Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.
- Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi. Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Berdasarkan
asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah
terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan
perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang
lebih maju atau modern.
Berdasarkan
bahasa Indonesia, sejarah mengandung 3 pengertian:
1. Sejarah
adalah silsilah atau asal-usul.
2. Sejarah
adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3. Sejarah
adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa
yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Jadi
pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia.
Berikut
pengertian sejarah menurut bebberapa tokoh.
1. R. Moh. Ali,
sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan,
kejadian-kejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas masa lalu.
2. Ibnu
Kholdun, sejarah adalah pengalaman yang nyata atau empiris.
3. R.G.
Colingwood, sejarah adalah ilmu yang mempelajari alam pikiran dan
pengalaman-pengalaman manusia di mana sejarah itu bersifat unik, langsung dan
dekat.
4. Beneditto
Croce, sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup
tentang masas lalu.
5. Kuntowijoyo,
sejarah adalah kontruksi masa lalu tentang apa saja yang sudah dipirkan,
dikatakan, dikerjakan, dan dialami seseorang. Sejarah adalah ilmu yang
menuliskan pikiran pelaku, ilmu tentang sesuatu yang memiliki makna soisal,
ilmu tentang manusia, dan ilmu tentang waktu yang meliputi perkembangan,
kesinambungan pengulangan, serta perubahan.
B. SEJARAH
SEBAGAI ILMU MASA LAMPAU
Sejarah akan
senantiasa membahas masyarakat dari segi waktu. Karena itu sejarah dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang waktu. Sebagai ilmu tentang masa lampau (sesuatu
yang sudah terjadi), berarti sejarah itu ilmu empiris.
Dalam
memahami sejarah sebagai ilmu, untuk memudahkan memberikan pemahaman, maka ada
tiga pengertian tentang sejarah itu sendiri.
1. Sejarah
sebagai peristiwa
berarti
suatu kejadian di masa lampau, atau sesuatu yang sudah terjadi, dan hanya
sekali terjadi (einmalig), tidak bisa diulang. Peristiwa yang bersifat absolute
dan objektif.
1. Sejarah
sebagai Kisah
Sejarah
sebagai hasil rekontruksi dari suatu peristiwa oleh para sejarawan. untuk
mewujudkan sejarah sebagai kisah maka disusunlah fakta-fakta yang diperoleh
atau dirumuskan dari sumber sejarah untuk dilakukan proses rekontruksi dengan
metode dan metodologi sejarah.
1. Sejarah
sebagai ilmu.
Sejarah
sebagai ilmu sudah bersifat empiris, memiliki objek, tujuan dan memiliki
metode. Dengan penjelasan sebagai berikut.
1)
empiris, ilmu sejarah melakukan kajian atau peristiwa yang sungguh-sungguh
terjadi pada masa lampau.
2)
objek, objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan
aktivitas manusia. Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah
dimasukkan dalam ranah ilmu-ilmu humaniora.
3)
teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah
kritis.
4)
generalisasi, dalam setiap stusi dari suatu ilmu kemudian ditarik suatu
kesimpulan. Kesimpulan tersebut biasanya kesimpulan umum atau general.
Kesimpulan dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola
atau kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui
sebagai kebenaran dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas
kesimpulan ilmu lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati adalam
penelitian dan menarik suatu kesimpulan.
d. Sejarah
sebagai seni
Sejarawan
tidak bisa sembarangan menghadirkan peristiwa sejarah sebagai kisah sejarah.
Kisah sejarawan akan memiliki daya tarik tersendiri apabila sejarawan memiliki intuisi,
imajinatif, emosi dan gaya bahasa yang baik. Intuisi diperlukan oleh sejarawan
saat memilih topik hingga merangkai seluruh fakta menjadi sebuah kisah.
Imajinatif sejarawan digunakan untuk menyususun fakta-fakta sejarah yang
berhasil ditemukan agar menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami.
Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa
sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan
imajinatif untuk merangkai fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia. Oleh
Karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya
agar para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah.
Akhirnya, seluruh pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa
yang lugas dan hidup.
C.
PERIODISASI, KRONOLOGI, dan KRONIK.
1.
Periodisasi
Periodisasi
merupakan pembabakan waktu dalam sejarah berdasarkan dimensi ruang, waktu dan
tema-tema tertentu. Rentang waktu yang panjang menjadikan perjalanan sejarah
mengalami beberapa perubahan. Periodisasi biasanya didasari atas suatu
momentum tertentu.
Pembabakan
periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Zaman
Pra-aksara.
2. Zaman
Hindu-Budha.
3. Zaman Islam.
4. Zaman
Kolonial Belanda.
5. Zaman
Pendudukan Jepang.
6. Zaman Kontemporere
(Revolusi Kemerdekaan hingga saat ini).
Periodisasi
pun berkembang berdasarkan pendapat seperti Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr.
Sartono Kartodirdjo.
2. Kronologi
Kronologi
adalah urutan peristiwa yang dimualai dari peristiwa yang paling awal terjadi
sampai yang terakhir berakhir. Kata kronologi bersal dari kata chronos (waktu)
dan logos (ilmu) yang berasal dari kata Yunani. Jadi secara harfiah kronologi
bisa diartikan sebagai ilmu tentang waktu. Kronologi bisa disusun berdasarkan
hari kejadian atau tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah.
3. Kronik
Kronik
adalah catatan-catatan kejadian secara singkat dari waktu ke waktu secara
berurutan. Kronik terikat pada waktu, bukan sumber. Kronik adalah bentuk
sejarah, tetapi mati Karen ahanya urutan-urutan tanggal dan peristiwa tanpa
adanya penjelasan. Hal ini berbeda dengan kronologi yang terdapat deskripsi
suatu peristiowa sejarah walaupun hanya singkat.
D. MANFAAT
BELAJAR SEJARAH
Sejarah yang
diartikan sebagai gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lamapau yang
dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi kurun waktu tertentu,
diberi tafsiran, dan dianalisis secara kritis sehingga mudah dimengerti dan
dimengerti sehingga memiliki manfaat berupa. Menurut Kuntowijoyo keguanaan
sejarah dibagi menjadi dua yaitu guna intrinsic dan guna ekstrinsik.
D.1 Guna
Intrinsik
Guna
intrinsik, yakni kegunaan dari dalam yang Nampak terkait dengan keilmuan dan
pembinaan profesi kesejarahan. Guna intrinsik sejarah sebagai berikut
1. Sejarah
sebagai ilmu.
2. Sejarah
sebagai cara mengetahui masa lampau
3. Sejarah
sebagai pernyataan pendapat.
4. Sejarah
sebagai profesi.
D.2 guna
Ekstrinsik.
Guna
ekstrinsik terkait dengan proses penanaman nilai dan proses pendidikan. Guna
Ekstrinsik meliputi.
1. Sejarah
sebagai pendidikan moral.
2. Sejarah
sebagai pendidikan penalaran.
3. Sejarah
sebagai pendidikan politik.
4. Sejarah
sebagai pendidikan kebijakan.
5. Sejarah
sebagai pendidikan perubahan.
6. Sejarah
sebagai pendidikan masa depan.
7. Sejarah
sebagai pendidikan keindahan.
8. Sejarah
sebagai ilmu bantu.
Berkaitan
dengan fungsi ekstrinsik tersebut, Nugroho Notosusanto menjelakan empat fungsi
atau guna sejarah yaitu: fungsi rekretaif, inspiratif, instruktif dan edukatif.
1. Fungsi
rekreatif
Ketika
seseorang membaca narasi sejarah dan isinya mengandung hal-hal yang terkait
dengan keindahan, romantisisme, maka akan melahirkan kesenangan estetis. Tanpa
bernajak dari tempat duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menimati
bagaimana kondisi suatu masa pada masa lampau. Jadi seolah-olah seseorang tadi
sedang berekreasi ke suasana yang lampau.
1. Fungsi
inspiratif
Dengan
mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspiratif, imajinatif dan
kretivitas generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan
bernegara. Fungsi inspiratif juga dapat dikaitkan dengan pendidikan moral.
Sebab setelah belajar sejarah seseorang dapat mengembangkan inspirasi dan
berdasarkan keyakinannya dalam menerima atau menolak nila yang terkandung dalam
suatu peristiwa sejarah.
1. Fungsi
instruktif
Maksud
fungsi intrukstif adalah sejarah sebagai alat bantu dalam proses suatu
pembelajaran. Sejarah berperan sebagai upaya penyampaian pengetahuan dan
ketrampilan kepada orang lain.
1. Fungsi
edukatif
Belajar
sejarah sebenarnya dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi
setiap manusia. Sejarah mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar
seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam berperilaku.
No comments:
Post a Comment